Sekolah Dasar Katolik Karya Yosef
Pontianak
Pembinaan karakter pada dasarnya telah menjadi bagian program pembangunan manusia di Indonesia; contohnya pada bidang pendidikan. Implementasi nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran diharapkan mampu mendongkrak karakter setiap pribadi siswa secara khusus dan diharapkan berpengaruh global pada masyarakat Indonesia sehingga mampu menekan perilaku-perilaku negatif dan membudayakan karakter positif di segala bidang kehidupan baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat umum.
Erat kaitannya dengan pembangunan karakter, Presiden Indonesia ketujuh, Joko Widodo menggadang-gadangkan satu slogan yaitu "Revolusi Mental". Beliau mengharapkan semua jajaran pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah melakukan revolusi mental dan salah satu mental yang ingin dibangun disini adalah semangat bekerja dengan totalitas dan profesional.
Erat kaitannya dengan pembinaan karakter, SDK Karya Yosef Pontianak, Kalimantan Barat memiliki program berkelanjutan dengan nama "Character Building" (CB). Kegiatan ini dilaksanakan setiap Semester Natal (Ganjil) pada bulan Oktober khusus untuk siswa-siswi kelas VI di Rumah Retret Costantini Ambawang (RRCA), Kalimantan Barat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membentuk pribadi siswa yang mandiri, berkarakter kuat dan beriman yang matang. Lewat pengenalan alam serta proses mengolah suatu makanan mulai dari bahan mentah hingga dapat dinikmati, para siswa disadarkan bahwa Tuhan menyediakan alam untuk seluruh proses kehidupan manusia.
Gambaran umum kegiatan CB:
Para siswa peserta CB mendapat briefing teknis keberangkatan dari guru pendamping (wali kelas dan guru yang ditunjuk) kemudian para siswa berangkat menggunakan mobil bus sekolah/ yayasan. Setiba di RRCA, mereka disambut oleh para pembina dan langsung disuguhkan snack khas RRCA. Berikutnya para peserta CB dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diajak untuk mengenal tanaman karet dan cara menyadap serta manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Kelompok lainnya diajak untuk mengenal tanaman sagu hingga langsung praktik mengolah menjadi bahan baku untuk membuat kue sagu. Dua kelompok ini saling bergantian mengalami dua proses kegiatan. Di sore hari para peserta CB diajak untuk mengolah bahan baku sagu tadi menjadi makanan kering yang nikmat untuk dimakan. Pada malam hari, peserta CB melakukan kegiatan ringan yaitu latihan untuk para petugas Perayaan Ekaristi dan kegiatan malam ditutup dengan doa sekaligus renungan malam. Kegiatan esok harinya lebih seru dan semakin menantang. Nama kegiatannya adalah "Jungle Tour". Para peserta diajak bertualang menjelajahi alam sekitar Rumah Retret. Dengan beberapa tantangan pada jalur yang dilewati, para peserta diajak untuk tetap melewatinya.
Semangat pantang menyerah menjadi salah satu tujuan yang mau dicapai dalam kegiatan Jungle Tour ini.
Kegiatan akhir pada hari kedua ini berlangsung sangat seru dan pastinya akan menjadi kenangan yang akan mereka ceritakan di kemudian hari kelak saat bertemu teman seangkatan atau pada anak cucunya bahwa mereka pernah melakukan kegiatan yang sarat akan makna.
Hal unik juga terjadi pada setiap rangkaian CB dari tahun ke tahun. Para guru, mulai dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas dan guru- lainnya juga ikut ambil bagian dalam menanamkan nilai kebersamaan dan kedisiplinan dalam kegiatan ini. Setelah menemani siswa dalam kegiatan sore hingga malam, guru-guru ini akan bergegas pulang ke Pontianak pukul 03.00 WIB untuk siap melaksanakan tugas rutin sebagai guru seperti biasa di pagi harinya. Dengan berkendara beriringan mulai dari Rumah Retret menembus dinginnya malam hingga tiba di rumah masing-masing.
Salah satu jalur Jungle Tour |