Powered By Blogger

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, September 29, 2018

Friday, September 28, 2018

Doa Pemberkatan Keluarga Katolik

Ibadat Sabda Pemberkatan Rumah/ Keluarga

P : Ya Allah yang maha penyayang, seluruh hidup kami ada dalam tanganMu, maka kami mohon kepadaMu untuk keluarga ini, supaya di dalam hidup mereka bersama Kau cerminkan cinta kasih Yesus kepada GerejaNya.
U : Kami mohon kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P : Bapa yang Maha Kuasa, teguhkanlah iman dalam keluarga ini agar mereka tetap taat pada perintah-perintahMu, setia satu sama lain dan senantiasa mengamalkan kasih satu sama lain di setiap anggota keluarga ini.
U : Kami mohon kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P : Bapa yang penuh rahmat, semoga Engkau selalu memberkati setiap pekerjaan dan usaha setiap anggota keluarga ini, memberikan rahmat yang mereka butuhkan di setiap hari.
U : Kami mohon kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P : Bapa yang kasih, bantulah keluarga-keluarga Kristiani dalam membangun bahtera hidup agar mereka selalu setia padaMu dan selalu mengusahakan kasih dalam bertindak.
U : Kami mohon kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

P : Bapa yang Maha Bijaksana, kami mohon anugerahkanlah rahmatMu kepada para anggota di dalam rumah dan masyarakat sekitar.  Hadirlah dalam setiap karya mereka agar bidang yang ditekuni ini dapat berguna bagi banyak orang dan demi kemuliaan namaMu.
U : Kami mohon kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Thursday, September 27, 2018

Doa Umat HR Semua Orang Kudus

I. Marilah kita memanjatkan doa kepada Bapa di surga yang memanggil kita semua ikut serta dalam kemuliaanNya:

Bagi Sri Paus, para Uskup, dan para Imam.
Semoga Tuhan mendampingi mereka dan menjiwai umat serta membimbingnya dengan semangat Para Kudus yang telah mendahului kita.
Marilah kita mohon ....

Untuk proses Beatifikasi Bapak Pendiri CDD
Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmat kepada siapa saja yang terlibat dalam proses beatifikasi Bapak Celso Costantini pendiri CDD yang sedang berlangsung hingga saat ini.
Marilah kita mohon ....

Bagi para penanggungjawab dalam masyarakat.
Semoga Bapa menerangi para pemimpin agar menyadari keluhuran tugas mereka dan semakin giat berusaha melaksanakannya dengan segala kemampuan dan pengabdian mereka.
Marilah kita mohon ....

Bagi mereka yang lemah dan menderita.
Semoga Bapa memberi kekuatan dan memberkati mereka yang lemah serta yang menderita sehingga mereka terhibur karena menikmati bantuan dan pertolongan yang diterima dari mana saja.
Marilah kita mohon ....

Bagi kita sendiri.
Semoga Bapa membimbing kita agar kita saling mendukung dan saling membantu dalam perjalanan menuju langit dan bumi baru.
Marilah kita mohon ....

I. Allah Bapa di surga, Engkau menjanjikan hidup kekal kepada kami. Dengarkanlah doa permohonan kami dan doronglah kami dalam perjalanan menuju cita-cita yang telah diwartakan oleh Kristus dan dijalani oleh Para Kudus. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.

Tuesday, September 25, 2018

Doa Umat Hari Kemerdekaan

Perayaan Ekaristi Syukur Kemerdekaan RI

I. Ya Tuhan, Sang Pemberi hidup dan kedamaian umat manusia. Syukur dan terima kasih atas berkat yang telah kami terima hingga detik ini, namun kami merasa telanjang tanpaMu. Tiap hari kami ingin menemuiMu, dan saat ini dengarkanlah permohonan kami….

Bagi Bapa Paus, Para Uskup, para Imam dan segenap pelayan umatMu,
Ya Allah yang kasih, curahkanlah rahmat kasihMu atas mereka dan hantarlah mereka dalam semangat totalitas pelayanan agar umatMu semakin berkembang dalam kedamaian, kesejahteraan dan kedewasaan dalam iman sehingga KerajaanMu semakin nampak di dunia ini.
Marilah kita mohon …

Bagi lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan,
Ya Bapa bantulah mereka dalam merancang dan merencanakan pendidikan yang berkualitas di negeri ini agar anak-anak bangsa di manapun mereka berada dapat menikmati pendidikan seperti kami saat ini hingga negara kami semakin berkembang dalam bidang pendidikan, dan semoga keadilan dalam pendidikan juga dapat terwujud.
Marilah kita mohon …

Bagi para pendidik dan semua unsur yang berkarya dimana pun berada
Ya Allah Guru Sejati kami, jagalah dan sertailah mereka dalam melaksakan tugas serta tanggungjawab masing-masing dan berikanlah mereka selalu kesehatan agar semua proses pendidikan dan pembinaan kepribadian yang berlangsung di sekolah kami dapat berlangsung tertib sesuai harapan kami yang ingin  terus maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan serta perkembangan iman kami.
Marilah kita mohon …

Marilah kita berdoa untuk Bangsa Indonesia yang hampir berusia 73 tahun,
Ya Allah yang Maha Rahim, anugerahkanlah kesejahteraan, kedamaian dan kerukunan antar umat beragama pada bangsa kami dan hantarlah kami sebagai bangsa yang bermoral sehingga Bangsa Indonesia semakin berkualitas di berbagai bidang
Marilah kita mohon …

Bagi kita semuanya, para siswa-siswi yang sedang menjajaki pendidikan,
Ya Allah yang Kasih, sertailah akal budi, pikiran serta tindakan nyata kami sehari-hari di lingkungan pendidikan ini. Semoga di Tahun Ajaran 20.... ini semangat belajar dan prestasi kami semakin meningkat demi mengukir prestasi sebagai siswa yang aktif dan kreatif dalam belajar. Mampukan kami pula agar dapat menjadi berkat bagi orang lain sehingga namaMu semakin dimuliakan di surga dan di bumi.
Marilah kita mohon …

I. Sudilah Engkau memandang dikala kami merasa lelah, saat tuntutan hidup memaksa kami untuk terus maju dan berusaha serta sadarkanlah kami akan persaudaraan sejati yang selalu Engkau ajarkan dikala tali persaudaraan itu terasa hampa. Namun semuanya kami serahkan dalam rencanaMu dan kami akan selalu berharap padaMu dalam setiap situasi hidup ini. Sebab Engkaulah Sang Hidup, kini dan selama-lamanya. Amin.

Friday, September 21, 2018

Kisah Seorang Guru dan Saudagar Kaya Raya

Kisah dari Negeri Antah Barantah

Alkisah, ada seorang saudagar kaya raya memiliki anak tunggal perempuan. Anaknya ini dia sekolahkan di sebuah Sekolah  Dasar ternama di kota dimana ia tinggal. Sejak kelas satu, anaknya ini selalu mengukirkan prestasi di bidang akademik bahkan bukan hanya itu, prestasi non akademik pun tak luput ia raih seperti di bidang seni lukis, musik, dan olah raga.

Saat ini, anak dari saudagar kaya raya tersebut sudah dikelas empat Sekolah Dasar. Tidak lama lagi, tanggal 13 Oktober yang akan datang anaknya akan berulang tahun, ia bermaksud akan mengadakan pesta yang meriah dan mengundang teman-temannya serta tidak ketinggalan akan diundang juga guru-guru yang pernah mengajar anaknya.

Persiapan demi persiapan dilakukan termasuk menyiapkan tempat untuk pelaksanaan pestanya nanti.
Kali ini, si saudagar kaya raya ini akan memberikan hadiah spesial  bukan untuk anaknya yang sedang berulang tahun tetapi akan diberikan pada guru-guru yang telah mengajar anaknya selama ini. Ia sangat bersyukur pada Tuhan karena anaknya hingga saat ini selalu meraih prestasi di berbagai bidang dan memiliki kepedulian besar terhadap keadaan sekitar.

Dua hari sebelum hari ulang tahun anaknya, saudagar kara raya ini mengundang guru-guru untuk makan malam bersama di rumahnya.

Ketika malam tiba, satu persatu para guru tiba di rumahnya hingga semuanya datang...dan makan malam pun dimulai. Sambil bercanda, semua terlihat sangat menikmati hidangan yang disajikan. Ketika hampir semua selesai bersantap, si saudagar kaya raya ini berdiri dan mulai berbicara, "Selamat malam bapak ibu guru semua.... Suara beratnya ini seolah membius semua suara yang ada di ruangan itu dan seketika suasana menjadi sunyi sekali. Kemudian dia melanjutkan lagi, "Bapak ibu, saya sangat berterima kasih atas kehadirannya malam ini, terlebih, rasa syukur ini saya sampaikan karena anak saya bisa meraih prestasi diberbagai bidang setelah mendapat binaan dan bimbingan tulus dari bapak ibu. Sebagai wujud syukur, saya ingin memberikan hadiah pada bapak ibu. Nah, silahkan bapak ibu sebutkan apa saja hadiah yang diinginkan, saya akan mengabulkannya". Selama lima menit, ruangan itu sunyi. 
....................................
...................
...........
Kesunyian pun pecah dengan suara khas Pak Ariston, guru bahasa Inggris.."Pak, saya ingin hadiah pulpen". Semua menatapnya, termasuk saudagar kaya raya itu. 
Tak berselang lama satu suara lain pun menyambung, "Pak, saya juga hanya ingin hadiah pulpen", tukas Bu Fransisca, guru Bahasa Indonesia.
Satu per satu guru-guru yang hadir di ruangan itu mengatakan hanya ingin hadiah pulpen. Saudagar kaya raya itu sangat heran, "ah...guru-guru ini sangat rendah hati", katanya dalam hati.
"Bapak Ibu guru... kata Saudagar kaya raya td dengan nada lembut. "saya meminta bapak ibu guru untuk menyebutkan hadiah lain selain pulpen yang lebih berharga dan bernilai, kok malah semuanya hanya meminta hadiah pulpen?"
"Benar Pak, kami hanya meminta hadiah pulpen karena bagi kami itulah yang paling berharga dan bernilai saat ini", jawab Pak Markus Guru yang mengajar Mata Pelajaran IPS.
"Kok bisa?", sahut Saudagar kaya raya.
Giliran Bu Adriana yang menjawab, "Tanpa pulpen, kami tidak bisa memeriksa pekerjaan siswa-siswi kami pak"
"Benar pak, itulah yang berharga dan bernilai bagi kami saat ini, yaitu pulpen"....jawab Bu Rina, wakil kepala sekolah.

Walaupun sudah mendapat penjelasan dari beberapa guru, tetapi saudagar kaya raya itu masih heran mengapa guru-guru tadi hanya meminta hadiah pulpen.

Yahhhhh....namanya saja guru.
Takkan jauh dari pulpen dan secara kebetulan juga pada masa itu harga pulpen melonjak tinggi karena bahan baku untuk membuat pulpen sangat minim.


SELAMAT HARI GURU


Ditulis oleh John Ariyo

SPIRITUALITAS COSTANTINIAN DALAM PANGGILAN SEBAGAI PENDIDIK DI PERSEKOLAHAN KUNZHONG


Sebuah Refleksi dari Seorang Guru Pendidikan Agama Katolik di Lembaga Pendidikan yang menghayati semangat hidup Celso Costantini, Pendiri Kongregasi Murid-murid Tuhan (CDD)


              Tongkat pendidikan di Indonesia telah tertancapkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak akan lepas dari sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia hingga sekarang. Lika-liku pendidikan di Tanah Air ibarat pertumbuhan manusia; mulai dari lahir, belajar berbicara, merangkak, berdiri, berjalan dan berlari. Adakalanya dia terjatuh dan terluka bahkan hingga parah namun ia bangkit lagi. Demikian halnya dengan pendidikan di Indonesia; memasuki abad ke 16 bangsa Portugis dan Belanda mendirikan sekolah-sekolah di Indonesia bagian Timur (Nusantara) dengan tujuan mengajarkan masyarakat untuk pandai membaca, menulis dan berhitung sekaligus memudahkan mereka dalam misi evangelisasi.
              Memasuki masa pendudukan Jepang, sistem pendidikan sebelumnya dihentikan. Jepang menyediakan sekolah rakyat atau disebut Kokumin Gakko sebagai pendidikan dasar, sekolah menengah sebagai pendidikan menengah dan sekolah kejuruan bagi guru (https://forumbitcoin.co.id). Pendidikan di Indonesia pun mulai menggeliat setelah Indonesia merdeka. Ki Hajar Dewantara berupaya keras untuk memajukan pendidikan di Tanah Air salah satunya dengan menyusun kurikulum SR 1947 yang terdiri dari 15 mata pelajaran.
              Dari masa ke masa sangat terlihat jelas pendidikan di Indonesia merangkak menuju kedewasaannya. Dukungan dari pemerintah pun sangat jelas dengan mengalokasikan anggaran lebih besar untuk kebutuhan pendidikan, merekrut banyak guru, mencetak buku pelajaran dan mendirikan pusat pelatihan keterampilan; hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya mutu dan partisipasi pendidikan di Indonesia serta berkembangnya minat untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
              Tanpa mengesampingkan pihak swasta, terutama lembaga swasta Katolik dalam hal ini peran serta biarawan-biarawati yang memiliki misi di bidang pendidikan. Tanpa menutup sebelah mata, dasar pendidikan di Indonesia sebenarnya telah diperkuat oleh para misionaris Eropa. Hingga saat ini pendidikan di Tanah Air masih terus mengalami kemajuan yang signifikan terlebih pada sekolah-sekolah yang dikelola oleh pihak biarawan-biarawati. Mutu dan kualitas pendidikan di dalamnya sangat mendapat perhatian yang serius sehingga kuantitasnya terus meningkat.
              Para biarawan yang turut berperan serta dalam karya pendidikan di Indonesia salah satunya adalah Biarawan dari Kongregasi Murid-murid Tuhan (CDD). Berbekal dari semangat suci Celso Costantini, Bapak Pendiri CDD yang selalu memberi perhatian khusus pada pendidikan pendampingan kaum muda, beliau pernah menulis:
“Kaum muda adalah musim semi kehidupan, tunas muda. Jikalau tunas muda itu diberkati dengan musim yang baik, ia akan berkembang dalam keindahan dan akan menghasilkan buah-buah di musim kemarau. Akan tetapi apabila perkembangannya itu terganggu dan dirusak oleh embun beku, oleh kekeringan atau oleh banjir, tidak ada kompromi lagi panen gagal. Demikianlah kaum muda, dibentuk oleh bunga-bunga kehidupan yang pada waktunya akan memberikan buah-buah yang optimal, jikalau bunga itu tidak rusak” (IVAD Bab XXVI). Berangkat dari semangat inilah maka para Imam CDD bertekad untuk ikut ambil bagian dalam usaha memajukan pendidikan di Indonesia, dan telah terbukti berhasil.
              Hidup dan berkarya dalam komunitas pendidikan memang memiliki tantangan tersendiri. Terlebih ketika berbicara sebagai guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan berada di lembaga pendidikan Katolik. Namun harus tetap yakin akan penyertaan Tuhan, walau melewati tantangan sekeras apapun keyakinan itu harus tetap tumbuh hari demi hari. Raja Daud dalam Perjanjian Lama pernah membuktikan akan hal tersebut,
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku” (bdk. Mzm 23:4).
              Bapak Celso Costantini memahami dan menghayati karya Allah sungguh luar biasa. Upaya kontemplasi yang dilakukannya berhasil dengan menyebut Allah sebagai “Yang Hidup”. Sungguh suatu pernyataan iman yang tak bisa dibantah. Kita tahu bahwa dewasa ini banyak ditemukan kasus-kasus bunuh diri, perampokan, pembantaian ras/ etnis, perang saudara dan lain-lain. Hal ini seharusnya tidak terjadi jika semua orang menyakini dalam imannya akan “Allah Yang Hidup”. Bukan itu saja spiritualitas yang dibagikan oleh Bapak Celso, misalnya ia menyebut “Allah sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus”. Di sini ia menjelaskan bahwa Allah hadir dalam Diri Yesus Kristus dan berjalan di tengah umatNya. Allah Sang Seniman, begitulah gambaran umum ketika Bapak Celso mencoba melihat sisi lain dari Allah. Ia mengatakan bahwa “semesta raya ini merupakan buah karya dari kecerdasan dan kehendak budiNya” (Celso Costantini, Loc. Cit dalam buku Pendidikan Nilai Costantinian).

Urgensi Penerapan Spriritualitas Costantinian
              Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata urgensi diartikan sebagai suatu keharusan yang mendesak atau hal sangat penting. Misalnya kita dihadapkan pada suatu pilihan sulit, walau sesulit apapun cara menentukan satu pilihan itu yaitu dengan menemukan faktor urgensi dari pilihan tersebut. Contoh dalam penerapannya ialah ketika terjadi Pengkajian ulang Full Day School yang digagas Menteri Pendidikan oleh Presiden Joko Widodo bukan semata-mata Presiden tidak setuju dengan gagasan tersebut namun Presiden membuat suatu pertimbangan dengan memperhatikan sisi urgensi dari gagasan program itu sendiri serta perlu pengkajian ulang secara menyeluruh dan bertahap (Ihsanuddin, kompas.com).
                 Dalam konteks pendidikan dalam Spiritualitas Costantinian, Bapak Celso Costantini mampu merasakan dan mengalami kehadiran Allah dalam dirinya. Beliau mengajak kita untuk turut serta ambil bagian dalam karya keselamatan Allah menurut panggilan kita baik sebagai pendidik. Allah memang tersamarkan dalam kehidupan kita sehari-hari karena Ia memiliki sifat transenden namun Allah akan kita alami secara nyata dalam sifatNya yang imanen. Allah yang imanen dan transenden dapat secara nyata sekaligus ketika kita mencoba menghidupkan Allah itu sendiri dalam Perayaan Ekaristi yang merupakan puncak iman Kristiani. Bapak Celso mengajak kita untuk melihat Allah yang tersamarkan di alam semesta ini melalui karya maha agung ciptaanNya dan secara lebih dekat lagi dalam karya panggilan kita sebagai pendidik.
                 Apa urgensinya sehingga Spiritualitas Costantinian perlu diterapkan? Justru inilah yang utama dan seharusnya diterapkan di lembaga pendidikan Katolik dengan pola asuhan berkiblat pada Spiritualitas Costantinian. Dengan demikian urgensi penerapan Spiritualitas Costantinian untuk membimbing tiap pribadi pendidik di dalamnya agar mampu menemukan nilai spiritualitas itu sendiri; sebagai pendidik/ guru, Allah sungguh hadir dalam berbagai karakter siswa yang dihadapi tiap-tiap pendidik. Setiap perjumpaan yang terjadi dipahami sebagai perjumpaan dengan Allah. Jika pemahaman tiap pribadi pendidik demikian niscaya sekolah-sekolah asuhan Yayasan Pendidikan Kalimantan akan memancarkan sinar surga kecil dari Jalan KS. Tubun 03 Pontianak.

Langkah Strategis dalam Menabur Kebajikan Spiritualitas Costantinian
              Nilai-nilai kebajikan yang diwariskan Bapak Celso Costantini cukup untuk membangun dunia baru yang penuh kedamaian dan sukacita. Sekarang, nilai-nilai kebajikan dalam Spiritualitas Costantinian berada di depan mata dan telah dialami sendiri. Memang sangat dibutuhkan semangat untuk rela dan mau menjadi penabur hal-hal baik sehubungan dengan Spiritualitas Costantinian di lingkungan karya/ unit masing-masing.  Berikut ini saya paparkan langkah-langkah strategis dalam menabur kebajikan Spiritualitas Costantinian:
1.    Rasa hormat  (respect)
Menanamkan nilai rasa hormat pada sesama gampang-gampang susah untuk dilakukan. Menurut Gordon Allport (psychologymania.com) seorang tokoh Psikologi Humanistik, “Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik individu yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya”. Suatu lingkungan kerja dimana seorang pemimpin memperlakukan bawahan yang dipimpinnya tidak dengan pendekatan otoritas kepemimpinannya namun melalui pendekatan personal dengan memperhatikan norma dan aturan dalam memimpin niscaya dengan sendirinya rasa hormat terhadap pemimpin akan terjadi. Lingkungan kerja juga dengan sendirinya akan terjadi rasa saling menghormati satu sama lain. Namun apabila sebaliknya yang terjadi bahkan tanpa memandang hak-hak pribadi bawahannya maka yang terjadi adalah rasa hormat semu; pemimpin bukan sebagai panutan tetapi hanya berperan sebagai bos.

2.    Bertanggung jawab (responsibility)
Sama halnya dengan menaruh rasa saling menghormati, jiwa penuh tanggung jawab juga akan tercipta dengan sendirinya apabila lingkungan kerja mendukung  untuk melaksakan tanggung jawab sebaik-baiknya. Jika pada diri siswa, rasa tanggung jawab dapat dilatih dengan memberikan tugas rumah dengan perintah yang jelas apa yang harus dikerjakan serta kapan waktu pengumpulan tugas tersebut. Berdasarkan pengalaman, beberapa tugas yang diberikan untuk dikerjakan di rumah tidak sepenuhnya dikerjakan oleh siswa; guru les atau orang tua sendiri yang mengerjakannya. Nah, dalam hal ini untuk melatih tanggung jawab pada diri siswa sangat dibutuhkan komunikasi langsung baik dengan orang tua atau wali siswa. Hal ini dibiasakan secara berkelanjutan hingga hasil akhir, siswa tersebut akhirnya mampu menyelesaikan tugas rumahnya sendiri dengan hasil sesuai kemampuannya dan penuh tanggung jawab.
3.    Kasih (love)
Nilai kebajikan yang ditanamkan oleh Bapak Celso Costantini merujuk pada ajaran Yesus tentang kasih, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (bdk. Luk 6:36). Contoh konkret selalu dilakukan oleh para siswa ketika saat pengumpulan sumbangan yang bersifat insidental misalnya seorang siswa mengalami situasi duka, ketika diberitahukan akan mengumpulkan sumbangan maka dengan antusiasnya mereka memberikan sumbangan demi berbela rasa dengan sesama teman yang berduka. Demikian halnya pula ketika mengumpulkan Aksi Puasa Pembangunan dan Aksi Sosial Natal (aksi rutin yang dilakukan setiap tahunnya). Pembiasaan melakukan perbuatan kasih secara nyata tidaklah sulit asalkan dilakukan secara berkelanjutan dan perlu bimbingan untuk menjelaskan tujuan mengapa melakukan perbuatan tersebut. Upaya pengamalan kasih juga telah diperbaharui kembali di lingkungan Yayasan Pendidikan Kalimantan, Pontianak untuk menyambut siswa yang tiba di sekolah dengan menyapa dan menyalami mereka. Hal ini akan dilakukan secara terus-menerus hingga menjadi suatu budaya dan karakter yang ada di lingkungan sekolah. Urgensi pengamalan nilai kasih yang sudah saya lakukan di sekolah ialah dengan berusaha mendidik secara personal dengan cara melakukan pendekatan pada siswa secara personal. Jika dikatakan sulit, maka jawabannya “iya memang sulit”, namun selama ini terus dijalani sepenuh hati maka tujuan pendekatan secara personal kepada para siswa pasti tercapai, misalnya saya dapat mengenal kepribadian siswa sehingga dapat menentukan pembelajaran yang sesuai dengan latar kepribadiannya. Salah satu contohnya, siswa A berasal dari keluarga yang orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dalam kesehariannya, rasa malas selalu dominan dari keinginan untuk belajar, karena dia merasa tidak ada yang memperdulikannya. Pada awalnya, siswa ini sangat sulit untuk mau terbuka pada saya namun pendekatan demi pendekatan akhirnya dia mau bercerita bahkan akhirnya semangat belajarnya kembali muncul. Saya tidak mengatakan pendekatan secara personal ini akan berhasil sepenuhnya namun paling tidak si anak terbangun motivasi belajarnya sehingga mampu berorientasi jauh ke depan dalam belajarnya sekarang.
4.    Penuh Syukur (gratitude)
Sebagai seorang guru yang mengajar Pendidikan Agama Katolik saya selalu mengajak para siswa untuk selalu bersyukur, terlebih bersyukur untuk hidup. Hal yang paling sederhana namun terkadang lupa kita lakukan. Inti doa yang saya ajarkan pada para siswa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. 
Contoh doa malam “Tuhan terima kasih untuk kesempatan hidup hari ini, terima kasih untuk segalanya yang boleh aku alami. Amin”;
Contoh doa pagi “Tuhan terima kasih karena Engkau masih memberikaku hidup, semoga hidupku hari ini lebih bermakna terutama untuk orang lain. Amin”.
Perayaan Ekaristi yang diadakan setiap bulan juga mengajak para siswa dan semua pribadi yang ikut didalamnya untuk selalu bersyukur dalam perayaan puncak keselamatan yaitu Perayaan Ekaristi. Bagi saya, mempersiapkan keperluan untuk Perayaan Ekaristi sama halnya untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan yang hadir ditengah-tengah kita dan menyelamatkan kita dari dosa dan dalam keutamaan Costantinian juga kita diajak untuk terlibat dalam Zelus Animarum atau diartikan sebagai penyelamatan jiwa-jiwa atau semangat penyelamatan jiwa-jiwa (Pendidikan Nilai Costantinian: 69).

              Ada daya upaya untuk melangkah ke arah yang lebih baik, seiring dengan itu ada pula hambatan-hambatan yang memperlambat bahkan menghentikan usaha-usaha dalam menerapkan Spiritualitas Costantinian. Selama saya bekerja di sekolah asuhan Yayasan Pendidikan Kalimantan ini, Spiritualitas Costantinian menjadi bagian pokok acuan dalam berkarya. Dalam praksis pengajaran PAK saya berusaha menghantar para siswa untuk mampu mengalami Allah adalah setiap situasi. Namun untuk menghantar pribadi pada pemahaman yang sejati akan Kasih Kristus melalui Spiritualitas Costantinian tidaklah mudah, dibutuhkan tekad baja, semangat tinggi, pantang menyerah dan profesionalitas di bidang karya kerasulan.
              Hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pengamalan Spiritualitas Costantinian bukan hanya terjadi dari luar, namun dalam diri saya juga terkadang menjadi hambatan untuk sampai pada pemahaman sejati pada proses pengamalan Spiritualitas Costantinian. Berikut ini hambatan-hambatannya:
1.    Tanggungjawab dan komunikasi yang kurang baik
Beberapa pribadi pada diri siswa memang nampak kurang tertanamkan jiwa tanggung jawab sejak dini bahkan keadaan itu diperparah dengan cara memperlakukan anak oleh orang tua yang cenderung memanjakan, sementara si anak dituntut untuk selalu mengejar nilai sempurna. Berhadapan dengan situasi sekolah, si anak akan sangat lembek. Jika menemui sedikit kesulitan akan mudah mengeluh. Dalam hal ini nilai-nilai negatif tumbuh subur pada diri anak/ siswa; misalnya tidak bertanggung jawab, bermental kerupuk, tidak percaya pada kemampuan diri sendiri dan terkadang kurang dalam hal kejujuran. Kasus seperti ini beberapa kali saya alami. Solusi yang dilakukan adalah mengundang orang tua murid untuk membicarakan perihal ini di sekolah, memberi surat peringatan pada guru les agar menggunakan peranannya sebagai guru les dengan baik, bukan membodohi namun membimbing anak menuju kedewasaan pribadi, melakukan pendekatan personal dengan diri siswa. Tidak cukup satu kali atau dua kali hal ini dilakukan, namun secara berkelanjutan.
2.    Perkembangan teknologi yang cepat
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi berkembang begitu cepat. Hampir di seluruh dunia terkena imbas perkembangan teknologi, tanpa terkecuali di sekolah-sekolah asuhan Yayasan Pendidikan Kalimantan. Saya pernah mencoba membuat pengajaran berbasis blog. Materi tertulis pembelajaran, contoh soal, kisah-kisah naratif-inspiratif dan gambar-gambar pendukung saya ­share-kan di alamat blog. Memang ada dukungan dari orang tua siswa, namun karena minimnya pengawasan dari orang tua siswa yang juga sibuk pada pekerjaannya, akhirnya cara tersebut saya hentikan kemudian beralih kembali pada cara konvensional namun tetap menggunakan unsur teknologi audio-visual serta naratif eksperensial.
3.    Bosan dengan rutinitas dan merasa kurang mendapat dukungan
Hambatan yang satu ini terjadi pada diri saya sendiri. Saya menyebut ini “hambatan” karena jelas ketika saya merasa dalam lingkaran situasi tersebut di atas maka semua aktivitas keseharian terutama di sekolah akan terasa berjalan sangat lambat. Rasa bosan dengan rutinitas terkadang muncul secara tiba-tiba. Saat ini satu pegangan kuat saya dalam melanjutkan karya di sekolah asuhan Yayasan Pendidikan Kalimantan yaitu keyakinan akan Zelus Animarum atau penyelamatan jiwa-jiwa. Apa yang saya lakukan untuk menghantar pribadi pada Yesus Kristus bagi saya itulah bentuk penyelamatan jiwa-jiwa. Seperti Bapak Celso Costantini menjadikan keutamaan  Zelus Animarum dalam tugas dan karyanya. Beliau berpendapat bahwa “Penyelamatan jiwa-jiwa adalah tugas utama yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan keutamaan ini, dimaksudkan upaya untuk memperkenalkan sekaligus membantu manusia agar dapat menemukan dan merasakan kebaikan Allah” (Pendidikan Nilai Costantinian: 70).
              Sebagai guru yang terpanggil dalam karya di bidangnya, saya berharap semua pihak yang turut andil di dalamnya juga mampu menghidupi Spiritualitas Costantinian. Saya sendiri sebagai pendidik yang mengampu pelajaran Pendidikan Agama Katolik saya akan berusaha semaksimal mungkin agar Spiritualitas Costantinian terus dihidupi dalam setiap karya-usaha yang saya lakukan di mana saya ditugaskan.

              Seperti yang diharapakan Bapak Celso Costantini yaitu Allah adalah segalanya. Dalam setiap situasi Allah ada, walau sosok Allah yang transenden namun kita mencoba menghidupkan kepekaan kita terhadap cara hadirnya Allah (bdk. Pendidikan Nilai Costantinian: 61). Oleh karena itu harusnya kita selalu bersemangat dan bergembira dalam melaksanakan tugas dan panggilan kita dalam situasi apapun karena yakin bahwa Allah itu ada, Allah beserta kita.


Ditulis oleh John Ariyo                                        
                                 
Guru di SD Katolik Karya Yosef, Pontianak
Bagian dari Karya Misi CDD di Bidang Pendidikan di Tanah Borneo
“Omnia pro Eccclesia”



Wednesday, September 12, 2018

Lagu ANAK DOMBA ALLAH - Gaya Dayak Kualan

https://youtu.be/YETLtEAoe4I

Wednesday, September 5, 2018

BUTIR-BUTIR PEDOMAN PENGAMALAN PANCASILA

Berdasarkan Tap MPR no. I/MPR/2003

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Menghormati hak orang lain.Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

Suka bekerja keras.Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Disadur ulang oleh John Ariyo